ASEAN Para Games Dan Keikutsertaan Sektor Bisnis | IVoox Indonesia

April 28, 2025

ASEAN Para Games Dan Keikutsertaan Sektor Bisnis

11

IVOOX.id, Solo - Paralimpiade 2012 di London bisa disebut babak baru untuk ajang atlet-atlet para sedunia berkompetisi menjadi yang terbaik di panggung global tersebut.

Babak baru itu adalah keikutsertaan dalam skala besar sektor bisnis yang tak pernah terjadi sebelum itu.

Bukan hanya perusahaan-perusahaan terkait olahraga seperti Adidas atau perusahaan yang sudah terbiasa mensponsori event-event besar olah raga seperti Visa dan McDonald's, tetapi juga raksasa energi seperti BP dan jaringan supermarket terkemuka Inggris, Sainsbury's.

Perusahaan-perusahaan ini beranggapan Paralimpiade bisa mengimbuhkan hubungan emosional yang melampaui hubungan emosional yang tercipta dari Olimpiade.

"Ini bukan soal menjual bahan bakar dalam jumlah semakin besar. Ini sudah menyangkut hubungan berbasis nilai yang lebih besar dan lebih dalam," kata Mike Sharrock dari BP tentang peran serta perusahaannya dalam mensponsori Paralimpiade 2012.

Keikutsertaan mereka bukan semata demi keuntungan dan pasar, namun juga tentang citra publik yang bagi raksasa-raksasa bisnis seperti BP sangat penting agar tetap di puncak pasar.

Bagi mereka, ajang olah raga untuk atlet para ini adalah media untuk mempermak lebih bagus lagi profil bisnis sehingga menjadi lebih dekat dengan masyarakat dan konsumen.

Kedekatan ini tidak semata diukur dari aspek neraca keuangan, tetapi juga dari bagaimana masyarakat melihat dan merasakan kiprah serta langkah dunia usaha sehingga dirasakan menjadi semakin dekat dengan masyarakat.

Kesponsoran Sainsbury's dalam sebuah Paralimpiade yang merupakan lebih dari sekadar ajang kompetisi olahraga karena juga menyangkut keinklusifan dan kesetaraan, membuat jaringan supermarket ternama di Inggris tersebut mendapatkan kemanfaatan yang lebih dari sekadar keuntungan bisnis.

Dan itu adalah apresiasi dan pengakuan positif dari keluarga-keluarga di Inggris terhadap kiprah Sainsbury's dalam Paralimpiade London tersebut.

Sainsbury menggelontorkan dana 20 juta pound (Rp362 miliar) untuk mensponsori Paralimpiade edisi London itu.

"Bagi kami, menjadi perusahaan pertama dan satu-satunya yang menjadi sponsor eksklusif Paralimpiade telah membuat proposisi bisnis kami menjadi lebih baik," kata Jat Sahota, kepala sponsor Sainsbury's.

Paralimpiade dan juga ajang-ajang khusus atlet para lainnya, menjadi media untuk memahami penyandang disabilitas dan sekaligus tempatnya dalam masyarakat modern yang inklusif yang semestinya menjadi kepedulian semua elemen, mulai dari pembuat kebijakan, sampai sektor bisnis.

Oleh karena itu, kompetisi-kompetisi para menjadi panggung yang tak tertandingi bagi perusahaan-perusahaan dalam menyebarluaskan upaya besar memahami penyandang disabilitas dan kedisabilitasan kepada masyarakat, pelanggan dan pemangku-pemangku kepentingan.

Apa yang terjadi di London pada 2012 itu menular ke seluruh sudut jagat, dari tahun ke tahun, dari ajang ke ajang, sampai Paralimpiade Tokyo 2020 tahun lalu, dan mungkin juga ASEAN Para Games 2022.

Lebih dekat dengan masyarakat

Dalam ASEAN Para Games 2022 di Solo, Jawa Tengah, yang dua hari lagi akan segera tutup tirai itu, sumbangsih dan peran serta bisnis juga terbilang cukup besar.

Ada 36 perusahaan yang terlibat mensponsori perhelatan untuk atlet-atlet para dari sebelas negara di Asia Tenggara itu.

Menurut Kepala Bidang Sponsorship, Revenue, dan Merchandise Indonesia ASEAN Paragames Organizing Committee (INASPOC) Elly Husin, 24 dari 36 perusahaan itu adalah BUMN. Sisanya, perusahaan swasta.

Dalam soal ini, kiprah Ketua INASPOC Gibran Rakabuming Raka tak bisa dikesampingkan karena menjadi pihak yang aktif menggandeng perusahaan-perusahaan guna membantu pendanaan ASEAN Para Games di Solo ini.

Hampir seluruh dari sponsor-sponsor ini memberikan dukungan barang. Telkom memberikan dukungan jaringan telekomunikasi, PLN memasok kebutuhan listrik di semua venue kompetisi, Telkomsel membuatkan TVC (iklan televisi) dan kebutuhan internet serta sim card untuk atlet dan seluruh anggota 11 kontingen peserta ASEAN Para Games 2022.

Sedangkan Mining Industry Indonesia (MIN ID) yang merupakan perusahaan induk untuk PT Aneka Tambang Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT Inalum (Persero), dan PT Timah Tbk, memberikan komitmen pendanaan.

Langkah ini menjadi petunjuk bahwa sektor bisnis berani berpartisipasi dalam skala yang tak bisa disebut kecil, untuk sebuah ajang yang mungkin secara bisnis tak semenguntungkan ajang-ajang seperti SEA Games.

Paling tidak perusahaan-perusahaan ini telah berinvestasi sosial yang bisa membuat wajah mereka menjadi terlihat semakin dekat dengan masyarakat dan menjadi bagian dari pesan untuk hidup inklusif yang tak hanya penting bagi penyandang disabilitas tetapi juga bagi masyarakat secara umum.

Perusahaan-perusahaan itu bisa menjadi terlibat lebih dalam dengan komunitas yang bisa turut meningkatkan kesadaran merek atau brand awareness, selain membuat masyarakat merasa senang berbisnis dengan mereka.

Tapi ini juga bisa disebut sebagai keuntungan bisnis yang didapat dalam masa yang berjenjang tapi bisa bertahan lama, karena dari sudut praktis ASEAN Para Games adalah juga pintu untuk sebuah pasar yang menarik dan juga besar.

Pada 2017 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menaksir ada 90 juta penyandang disabilitas di antara sekitar 680 juta penduduk Asia Tenggara. Ini tentu pasar yang tak bisa diabaikan, termasuk mungkin oleh industri kesehatan yang menjadi salah satu sektor yang bertaut erat dengan disabilitas.

Pada akhirnya, peran serta sektor bisnis dalam ASEAN Para Games adalah tentang kesempatan membentuk citra bisnis yang peduli pembangunan sosial untuk terciptanya masyarakat, negara dan kawasan yang inklusif nan setara.

0 comments

    Leave a Reply