Bank Jateng Eksis di tengah Pandemi | IVoox Indonesia

June 26, 2025

Bank Jateng Eksis di tengah Pandemi

IMG-20201003-WA0086

IVOOX.id, Semarang - Di tengah pandemi Covid-19 Bank Jateng mampu mencatatkan capaian kinerja yang baik, hal tersebut terlihat perbandingan pada tahun 2017 Aset Bank Jateng sebesar Rp. 61,466 Triliun dalam kurun waktu 4 tahun di September 2020 telah mencapai Rp. 86,297 Triliun.

Direktur Utama Bank Jateng Supriyatno kepada pers di Semarang Jum’at 2/10, mengatakan bahwa optimalisasi digitalisasi pengelolaan keuangan merupakan langkah nyata mendorong penerimaan pajak daerah yang lebih efektif, efisien, akuntabel, dan transparan.

Dari implementasi yang saat ini sudah dilakukan oleh beberapa bank mampu menaikkan pendapatan daerah hingga 200% dibandingkan dengan cara manual.

Kinerja sangat baik, bahkan lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu jika dilihat dari sisi laba. Sampai dengan September 2020 perolehan laba Bank Jateng (unaudited) sudah mencapai sekitar Rp. 1,4 triliun atau mendekati capaian pada periode 2019 full year.

Padahal masih ada empat bulan lagi, artinya masih ada peluang untuk tumbuh, selain itu Bank Jateng mengukir prestasi yang menggembirakan setelah menyabet penghargaan Diamond Trophy Award dalam acara 25th Infobank Award 2020. Artinya, Bank Jateng selalu mendapatkan rating dengan predikat” sangat bagus” selama 20 tahun berturut-turut.

Dalam kondisi pandemi, kredit Bank Jateng sampai dengan September masih tumbuh 3,89% secara year on year. Itu menunjukkan bahwa sistem dan mesin produksi sudah mapan.

Efisiensi biaya operasional juga menyumbang perolehan laba. Selama periode new normal ini, banyak anggaran yang bisa dihemat karena proses bisnis di-shifting dengan memanfaatkan teknologi.

Biaya perjalanan dinas, biaya rapat yang biasanya diselenggarakan secara offline berkurang jauh karena hampir semua koordinasi bisa dilakukan melalui rapat online.

Adapun Dana Pihak Ketiga per September 2020 sebesar Rp. 70,148 Triliun tumbuh 12,3 persen dibanding Tahun 2019 pada periode yang sama sebesar Rp. 62,445 Triliun.

Sedangkan performa NPL Bank Jateng (Konvensional) per September 2020 sebesar 3,78 persen dengan ekuivalen sebesar Rp. 1,809 Triliun masih

dalam kategori sehat dan berada di bawah ketentuan Regulator yang setinggi tingginya adalah 5 persen.

Dengan adanya wabah covid-19, Supriyatno mengatakan bahwa Bank Jateng juga telah melakukan restrukturisasi kredit bagi debitur yang terkena dampak pandemic tersebut.

Data per September 2020 menunjukkan bahwa terdapat 16,048 nasabah yang dilakukan restrukturisasi senilai Rp. 5 Triliun. Bank Jateng melaksanakan restrukturisasi kredit nasabahnya sesuai ketentuan yang diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Saat ini, Bank Jateng juga sedang menjajaki kerja sama dengan Union Pay dan Al Rajhi Bank terkait dengan perluasan kanal pembayaran di luar negeri.

Jika kerja sama tersebut terwujud, maka nasabah Bank Jateng dapat bertransaksi di luar negeri menggunakan jaringan yang dimiliki oleh mitra, Oleh karena itu kami membuka kerja sama dengan banyak sekali

pihak untuk memperluas jangkauan melalui teknologi virtual account.

Sedangkan menjamurnya fintech di masyarakat,menurut Soeprijatno setidaknya menjadi tantangan sekaligus peluang bagi Bank Jateng untuk menciptakan produk yang inovatif.

Dengan demikian, kehadiran fintech bukan berarti akan mematikan industri perbankan yang sudah berjalan selama ini, melainkan bisa diajak berkolaborasi untuk tumbuh bersama mencapai tujuan yang ingin dicapai.

Meski tidak mudah, saya meyakini bukan berarti hal ini tidak mungkin, karena Bank Jateng mendapat kepercayaan menjadi bank penyalur Kredit

Usaha Rakyat (KUR) sehingga berpeluang menjemput bola dengan membuka gerai sampai ke pelosok desa dan di era digitalisasi sekarang ini, inovasi merupakan kata kunci.

“Kami berharap Bank Jateng semakin unggul dan maju serta bisa memanfaatkan kemajuan teknologi untuk menciptakan program yang inovatif. Bank Jateng tidak berpuas diri dengan pencapaian yang diperoleh karena masih banyak pasar yang bisa digarap, termasuk juga bagi para petani untuk membantu mereka mendapatkan modal kredit,” ungkap Supriyatno.

0 comments

    Leave a Reply