Kemenhut Dorong Peningkatan Infrastruktur Pendakian Menuju Puncak Gunung Tambora

IVOOX.id – Kementerian Kehutanan (Kemenhut) mendorong peningkatan infrastruktur pendakian pada kawasan Balai Taman Nasional Gunung Tambora yang terletak di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Kita perlu memastikan bahwa akses pendakian aman, inklusif dan tetap menjaga kelestarian lingkungan, karena hanya dengan cara itu wisata alam Gunung Tambora bisa memberi manfaat nyata bagi masyarakat," kata Wakil Menteri Kehutanan, Sulaiman Umar dalam keterangan yang diterima di Mataram, Senin (28/7/2025), dikutip dari Antara.
Pada 22-25 Juli 2025, Sulaiman Umar melakukan serangkaian kunjungan kerja ke kawasan Balai Taman Nasional Tambora yang diawali dengan pembukaan Rapat Koordinasi Intelijen Kementerian Kehutanan.
Dia mengatakan peningkatan fasilitas jalur pendakian sangat mendesak, seperti papan informasi keselamatan, pagar pembatas di titik-titik rawan, dan infrastruktur dasar lainnya.
Sulaiman menekankan bahwa aspek keselamatan harus menjadi prioritas, tanpa mengesampingkan kenyamanan dan keberlanjutan lingkungan.
Taman Nasional Gunung Tambora secara administratif masuk ke Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima. Penunjukan kawasan Taman Nasional Tambora dilakukan dengan Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan 111/MenLHK-II/2015 tanggal 7 April 2015.
Taman Nasional Tambora diresmikan oleh Presiden ke-7 RI Joko Widodo pada 11 April 2015, bertepatan dengan peringatan 200 tahun letusan besar Gunung Tambora pada 11 April 1815.
Status kawasan sebelum menjadi taman nasional terdiri atas cagar alam seluas 23.840,81 hektare, suaka margasatwa seluas 21.674,68 hektare, dan taman buru seluas 26.130,25 hektare.
Kepala Balai Taman Nasional Tambora, Abdul Azis Bakry mengungkapkan titik bibir kawah termasuk daerah rawan, karena pasirnya labil dan jalurnya sempit, sehingga perlu dipasang pagar pembatas agar menghindari potensi kecelakaan.
Meski jalur pendakian relatif tidak terlalu ekstrem seperti jalur pendakian di Gunung Rinjani atau Semeru, sistem pengamanan yang terstruktur dan preventif perlu dibangun di Gunung Tambora.
Kementerian Kehutanan juga mendorong agar ada pelatihan khusus untuk petugas taman nasional serta pemandu lokal, seperti yang telah diterapkan di Balai Taman Nasional Gunung Rinjani.
"Wakil Menteri mengingatkan pentingnya pelatihan teknis bagi petugas lapangan Taman Nasuonal Tambora agar siap menghadapi dinamika pengelolaan wisata alam yang semakin kompleks,” kata Azis, dikutip dari Antara.
Hal ini, lanjutnya, menjadi evaluasi nasional, mengingat peristiwa kecelakaan di kawasan Taman Nasional Rinjani belum lama ini. "Kita harus belajar dan antisipatif," imbuhnya.
Balai Taman Nasional Tambora melibatkan masyarakat lokal dalam mengelola jalur pendakian ke Gunung Tambora. Setiap pendaki wajib didampingi oleh pemandu atau porter dari warga sekitar sebagai bagian dari pemberdayaan sekaligus pengawasan lapangan.
Gunung Tambora merupakan gunung berapi aktif dengan ketinggian 2.850 meter di atas permukaan laut yang membentang di bagian utara Pulau Sumbawa. Gunung itu memiliki empat jalur pendakian, yakni jalur Doro Ncanga dan jalur Pancasila di Kabupaten Dompu, serta jalur Piong dan jalur Kawinda Toi di Kabupaten Bima.

0 comments