Kementan Sidak Pangkalan Ayam di Jakarta Awasi Distribusi dan Harga di Tingkat Konsumen | IVoox Indonesia

May 29, 2025

Kementan Sidak Pangkalan Ayam di Jakarta Awasi Distribusi dan Harga di Tingkat Konsumen

Pangkalan ayam dan Rumah Potong Hewan Unggas (RPHU) di Pulo Gadung
Pangkalan ayam dan Rumah Potong Hewan Unggas (RPHU) di Pulo Gadung, Jakarta Timur. ANTARA/HO-Humas Kementan

IVOOX.id – Kementerian Pertanian (Kementan) memperkuat pengawasan distribusi dan harga ayam broiler (ayam ras pedaging), salah satunya melalui inspeksi mendadak di pangkalan ayam wilayah DKI Jakarta untuk menjaga stabilitas pasokan serta harga di tingkat konsumen.

“Ini penting untuk menjaga ketersediaan dan harga ayam tetap pada level yang wajar," kata Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementan Hary Suhada saat kunjungan ke pangkalan ayam dan Rumah Potong Hewan Unggas (RPHU) di Pulo Gadung, sebagaimana keterangan di Jakarta, Minggu (18/5/2025), dikutip dari Antara.

Dia menyampaikan pihaknya ingin memastikan distribusi dari sentra produsen ke wilayah konsumen seperti Jabodetabek berjalan lancar.

Hary menyebutkan berdasarkan hasil pemantauan, distribusi ayam hidup ke RPHU Pulo Gadung terpantau tidak mengalami fluktuasi yang berarti. Ketersediaan ayam broiler dinilai cukup stabil.

Namun demikian, pelaku usaha menyampaikan masih adanya tantangan terkait fluktuasi harga dan beban biaya logistik relatif tinggi.

“Kami akan dorong efisiensi rantai pasok serta integrasi sistem distribusi ayam. Semua langkah ini bertujuan untuk melindungi peternak rakyat sekaligus menjaga keterjangkauan harga bagi konsumen,” tegas Hary.

Selain itu, Kementan menekankan pentingnya peran strategis Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di tingkat provinsi dan kab/kota dalam mengendalikan distribusi anak ayam umur sehari Final Stock (DOC FS), ayam hidup (livebird), serta karkas ayam.

Setiap OPD diharapkan dapat melakukan pengumpulan dan analisis data secara berkala terkait kapasitas produksi dan kebutuhan konsumsi di wilayah masing-masing.

Berdasarkan kalkulasi penyediaan dan kebutuhan, setiap OPD diharapkan merumuskan kebijakan distribusi yang terarah dan berbasis data, sehingga mampu mencegah terjadinya kelebihan pasokan (oversupply) maupun kekurangan pasokan (shortage), serta menjaga kestabilan harga di tingkat produsen dan konsumen.

Dalam kesempatan yang sama, Suparno Nojeng, seorang pengusaha ayam yang telah berkecimpung di industri ini sejak tahun 1980 di Jakarta, mengungkapkan pasokan ayam hidup dan karkas ke wilayah Jakarta sebagian besar berasal dari Jawa Barat, Lampung, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Meskipun suplai dinilai stabil mencukupi, harga ayam di tingkat peternak sebagai produsen kerap mengalami fluktuasi, sementara harga di pasar relatif stabil.

“Harga ayam selalu fluktuatif karena ketidaksinkronan antara peternak, pedagang dan pembeli,” ujar Suparno.

Kendati demikian, Suparno menyampaikan optimisme terhadap arah kebijakan pemerintah ke depan.

“Kita percayakan kepada pemerintah, apalagi di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto yang menjelajah persoalan di masyarakat dari A sampai Z. Insya Allah, mudah-mudahan berjalan dengan baik dan saya akan terus berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian,” kata Suparno.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Agung Suganda menekankan pentingnya merestorasi sistem tata niaga ayam ras nasional.

“Rantai pasok ayam ras harus ditata ulang agar efisien dengan kolaborasi dan dukungan seluruh unsur pemerintah dan pelaku usaha,” kata Agung di Jakarta (17/5/2025), dikutip dari Antara. 

0 comments

    Leave a Reply