Ketakutan Resesi, Wall Street Lanjutkan Penurunan | IVoox Indonesia

May 18, 2025

Ketakutan Resesi, Wall Street Lanjutkan Penurunan

wall street

IVOOX.id, New York - Saham Wall Street ditutup jatuh pada hari Selasa, melanjutkan kerugian sesi sebelumnya, karena kekhawatiran akan resesi mencengkeram Wall Street.

S&P 500 turun 1,44% menjadi ditutup pada 3.941,26, sedangkan Nasdaq Composite merosot 2% menjadi berakhir pada 11.014,89. Dow Jones Industrial Average turun 350,76 poin, atau 1,03%, menjadi 33.596,34.

Saham menambah penurunan Senin, dengan S&P jatuh untuk hari keempat berturut-turut dan sesi negatif ketujuh dalam delapan. Pergerakan hari Selasa membawa kerugian dua hari Dow menjadi lebih dari 830 poin.

Saham media dan bank, yang cenderung menderita selama resesi, memimpin kerugian. CEO Paramount Global memperingatkan pendapatan iklan kuartal keempat yang lebih rendah, membuat saham turun hampir 7%. Saham Morgan Stanley merosot di tengah berita rencananya untuk memangkas 2% tenaga kerjanya, melanjutkan tren PHK baru-baru ini di sektor tersebut. Nama-nama teknologi yang berfokus pada pertumbuhan seperti Nvidia, Amazon, dan Meta Platforms juga membebani pasar.

“Pada dasarnya, kami melihat putaran lain PHK besar-besaran minggu ini dan itu hanya meningkatkan kemungkinan bahwa kami mengalami hard landing pada tahun 2023 dan memasuki resesi yang lebih dalam dari yang diperkirakan semula,” kata Adam Sarhan, CEO 50 Park Investments.

CEO JPMorgan Chase, Jamie Dimon menggemakan kekhawatiran akan penurunan di masa depan, mengatakan selama wawancara di CNBC "Squawk Box" Selasa bahwa inflasi akan mendorong ekonomi ke dalam resesi.

Inflasi dan dampaknya terhadap konsumen “sangat mungkin menggelincirkan ekonomi dan menyebabkan resesi ringan atau keras yang dikhawatirkan orang,” katanya.

Dengan kerugian hari Selasa, S&P sudah turun 3,2% minggu ini dan Nasdaq turun 3,9%.

Pasar sebagian besar mengharapkan Federal Reserve untuk memperlambat laju kenaikannya menjadi setengah poin persentase ketika bertemu minggu depan. Tetapi investor khawatir langkah mundur tidak akan cukup untuk menghentikan ekonomi memasuki resesi pada tahun 2023.(CNBC)

0 comments

    Leave a Reply