KKP Buka Peluang Investor Garap Industri Garam Terpadu di Rote Ndao | IVoox Indonesia

June 14, 2025

KKP Buka Peluang Investor Garap Industri Garam Terpadu di Rote Ndao

Direktur Sumber Daya Kelautan Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan KKP, Frista Yorhanita
Direktur Sumber Daya Kelautan Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan KKP, Frista Yorhanita dalam konferenis pers di Gedung Kementerian Kelautan dan Perikanan Jakarta Pusat Rabu (11/6/2025). IVOOX.ID/Fahrurrazi Assyar

IVOOX.id – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengundang investor untuk berpartisipasi dalam pembangunan Kawasan Sentra Industri Garam Nasional (K-SIGN) di Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur. Proyek besar ini dirancang untuk mendukung target swasembada garam nasional melalui pengembangan kawasan industri garam seluas 10 hingga 13 ribu hektare.

Direktur Sumber Daya Kelautan Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan KKP, Frista Yorhanita, menjelaskan bahwa pemerintah akan mengelola sepenuhnya zona pertama dari sepuluh zona yang direncanakan di kawasan tersebut. Sementara itu, zona-zona lainnya akan dibuka untuk keterlibatan pihak swasta.

“Dengan keterbatasan anggaran yang kami miliki, ke depan kami akan mengundang investor untuk mengembangkan zona-zona lain di luar zona 1,” ujar Frista dalam konerensi pers, Rabu (11/6/2025).

Zona pertama akan digarap oleh PT Garam, anak usaha Holding BUMN Pangan ID FOOD. Perusahaan ini akan mengelola seluruh proses produksi garam dari hulu hingga hilir, mencakup tambak, pengolahan, hingga distribusi ke berbagai wilayah Indonesia.

Frista menyampaikan harapan agar kawasan K-SIGN tidak hanya menjadi lokasi produksi garam, tetapi berkembang menjadi kawasan industri terpadu yang menghubungkan semua tahapan mulai dari produksi hingga pemasaran.

“Harapannya, kawasan ini benar-benar jadi industri terpadu, bukan hanya tambak garam, tapi juga pengolahannya, pemasarannya, bahkan sampai distribusi ke seluruh pasar nasional,” katanya.

Pembangunan K-SIGN juga diproyeksikan memberikan dampak ekonomi signifikan bagi masyarakat sekitar. KKP menargetkan pelibatan lebih dari 26.000 orang dari komunitas lokal dalam kegiatan produksi dan pengelolaan kawasan.

Sementara itu, Direktur Utama PT Garam, Abraham Mose, menyebut bahwa sejumlah investor dalam dan luar negeri telah menunjukkan ketertarikan untuk menanamkan modal di proyek ini, terlebih setelah kebijakan pengetatan impor garam diberlakukan oleh pemerintah.

“Kami sudah menerima minat dari beberapa pihak, termasuk luar negeri, karena kebijakan pembatasan impor membuat peluang industri garam dalam negeri semakin terbuka,” ujar Abraham. Namun ia menambahkan bahwa belum bisa menyebutkan secara detail pihak-pihak yang berminat karena masih berkaitan dengan pertimbangan bisnis.

0 comments

    Leave a Reply