Nilai Tukar Rupiah Terdepresiasi ke Atas Level 13.400

iVOOXid, Jakarta – Nilai tukar rupiah pada perdagangan Jumat (07/07/2017) pagi ini terus melemah ke atas level 13.400 terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Depresiasi tersebut dipicu oleh peningkatan yield surat utang pemerintah AS, yaitu US Treasury.

“Meski berbagai data ekonomi AS yang dirilis bervariasi pada Kamis kemarin, kenaikan yield US Treasury mendorong peningkatan kinerja nilai tukar dolar AS terhadap berbagai mata uang dunia,” papar Putu Agus Pransuamitra, analis pasar uang PT Monex Investindo, di Jakarta, Jumat (07/07/2017).

Data-data ekonomi AS yang bervariasi tersebut terdiri dari data ketenagakerjaan sektor swasta yang menunjukkan peningkatan yang tipis dan data aktivitas non-manufaktur meningkat jauh di atas perkiraan. Sementara itu, klaim tunjangan pengangguran menunjukkan peningkatan.

Putu mengemukakan, nilai tukar rupiah sebelumnya juga telah mendapat tekanan dari dalam negeri. Itu terjadi setelah pihak Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan kedua 2017 ini akan lebih rendah dibandingkan yang diproyeksikan sebelumnya yaitu sebesar 5,11%.

“Sentimen negatif lain terhadap rupiah yang berasal dari dalam negeri adalah, Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (R-APBNP) 2017 yang diproyeksikan mengalami defisit 2,9% dari Produk Domestik Bruto (PDB),” ujar Putu.

Sementara itu, demikian Putu, satu-satunya sentimen positif yang akan menjadi penggerak untuk penguatan nilai tukar rupiah adalah data total cadangan devisa Indonesia yang dirilis pada Jumat ini. Karena itu, nilai tukar rupiah pada hari ini diproyeksikan bakal bergerak di kisaran 13.365-13.420 terhadap dolar Amerika.

“Sementara itu, data ketenagakerjaan Amerika Serikat versi Pemerintah yang akan dirilis hari ini juga akan menjadi perhatian karena hal itu juga akan berdampak pada pergerakan nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin pekan depan,” pungkas Putu.[abr]