Pemerintah Lakukan Pemberian Makanan Tambahan, Dirjen IKP : Jangan Sampai Anak Kita Stunting !

IVOOX.id, Jakarta - Stunting menjadi salah satu ancaman bagi generasi masa depan Indonesia, pemerintah melakukan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk menurunkan angka stunting di Indonesia.
Kesadaran masyarakat terhadap bahaya stunting masih harus terus dilakukan, karena pada tahun 2030 Indonesia diperkirakan akan mengalami bonus demografi.
Menurut Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Prof. Dr. Widodo Muktiyo masalah stunting ini penting untuk segera diatasi, karena dampaknya adalah kelangsungan dan kemampuan bangsa di kemudian hari.
"Tahun 2030 diperkirakan Indonesia akan mengalami bonus demografi, dimana angkatan usia produktif akan mendominasi populasi penduduk dan menjadi penyangga perekonomian. Angkatan usia produktif (15-64 tahun) diprediksi mencapai 68 persen dari total populasi dan angkatan tua (65 ke atas) sekitar 9 persen, artinya permasalahan stunting adalah soal kelangsungan bangsa”, jelas Widodo.
“Pemerintah tidak ingin bonus demografi ini sia-sia”, tambahnya.
Langkah nyata pemerintah untuk menjaga bonus demografi yang akan menghasilkan generasi penerus bangsa yang berkualitas salah satunya adalah dengan Pemberian Makan Tambahan (PMT) ke daerah-daerah dengan prevelansi stunting tinggi.
Balita dengan stunting yang tinggi masih banyak di pedesaan, namun angkanya berbeda tipis dengan perkotaan. Hanya ada satu provinsi yang tidak mengalami Gizi Kronik atau stunting yaitu DKI Jakarta.
Ada 22 kementerian/lembaga yang terlibat menangani stunting. Mengacu pada Peraturan Presiden No. 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi yang sesuai tugas pokok dan fungsinya melakukan pencegahan stunting.
Sampai dengan tahun 2020, Pemerintah telah menetapkan 260 Kabupaten/Kota yang menjadi daerah prioritas penanganan stunting yang melingkupi 2.600 desa.
Menurut data Kemenkes 2018, Pemerintah telah melakukan langkah nyata dengan melakukan Pemberian makanan tambahan (PMT) untuk meningkatkan status gizi anak. .045.000 balita dan 458.820 ibu hamil telah mendapatkan PMT, PMT untuk ibu hamil dan balita kurus termasuk di Papua dan Papua Barat.
BACA JUGA: Kominfo: Ayo Cegah Stunting dengan Pembangunan Sanitasi dan Berperilaku Hidup Sehat
Prof. Dr. Widodo Muktiyo mengatakan pentingnya partisipasi masyarakat untuk mengatasi permasalahan stunting di Indonesia.
“Masalah stunting tidak bisa ditangani oleh pemerintah saja. Partisipasi masyarakat sangat diperlukan untuk mengatasi masalah ini. Mari Peduli, Pahami dan Partisipasi minimal di lingkungan sekitar kita !”, ucap Widodo di Kantor Kominfo, Jakarta.
Widodo juga mengingatkan kepada para orang tua untuk memperhatikan gizi sejak masa kehamilan hingga masa pertumbuhan anak, hal ini dilakukan untuk pencegahan stunting.
“Jangan sampai anak kita Stunting, harus diperhatikan sejak masa kehamilan, berikan ibu hamil tablet tambah darah, ketika masa pertumbuhan anak harus diperhatikan keseimbangan asupannya, jika perlu berikan makanan tambahan”, tambah Widodo.
Pemerintah giat melakukan edukasi dan langkah nyata intervensi gizi serta infrastruktur untuk menciptakan masyarakat yang sehat.
“Untuk itu pemerintah melakukan langkah edukasi dan intervensi gizi serta infrastruktur yang akan berdampak langsung. Edukasi penting untuk menumbuhkan kesadaran hidup sehat masyarakat. Ini menjadi penting agar intervensi gizi dan pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah dapat dimanfaatkan maksimal oleh masyarakat”, tutupnya.
Pemberian Makan Tambahan (PMT) untuk ibu hamil dan balita kurus juga difokuskan di Papua dan Papua Barat, Surveilans Gizi pada 514 Kabupaten/Kota, dan Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada 514 Kabupaten/Kota.

0 comments