Penerima Beasiswa LPDP Di University Of Glasgow Bagikan Tip Sukses Tes IELTS Sebagai Syarat Kuliah di Luar Negeri

IVOOX.id – Tes IELTS (International English Language Testing System) diikuti oleh lebih dari 4 juta peserta setiap tahunnya, menurut British Council. Ujian ini menjadi syarat utama bagi mereka yang ingin melanjutkan studi atau mendapatkan beasiswa di luar negeri. Sepanjang 2023–2024, sekitar 79% peserta IELTS global memilih format Tes Akademik, yang membuktikan betapa pentingnya IELTS bagi dunia pendidikan internasional.
Meskipun menjadi langkah penting, IELTS sering kali dianggap sulit dan menakutkan bagi sebagian orang. Banyak mitos beredar mengenai ujian ini, membuat calon peserta ragu untuk memulai persiapan mereka. Salah satu anggapan yang sering muncul adalah bahwa IELTS adalah tes bahasa Inggris yang paling sulit. Kenyataannya, tingkat kesulitan IELTS bersifat subjektif. Tidak ada standar baku yang menentukan apakah IELTS lebih sulit dibanding tes bahasa Inggris lainnya. Kunci utama adalah memahami format dan struktur tes, sehingga persiapan dapat dilakukan secara efektif.
Banyak orang juga percaya bahwa peserta harus memiliki aksen seperti native speaker agar bisa mendapatkan skor tinggi. Padahal, IELTS tidak menilai aksen sebagai faktor utama. Selama pengucapan jelas dan mudah dipahami, aksen bukanlah hambatan. Yang lebih penting adalah kefasihan, tata bahasa yang baik, serta penyampaian argumen yang logis. Hal lain yang sering disalahpahami adalah anggapan bahwa menggunakan kosakata rumit akan meningkatkan skor. Memiliki kosakata luas memang penting, tetapi jika penggunaannya berlebihan dan tidak sesuai konteks, jawaban justru bisa menjadi tidak koheren. Menyusun kalimat yang jelas dan mudah dipahami jauh lebih efektif daripada memaksakan kata-kata sulit.
Mitos-mitos ini sering kali membuat orang ragu untuk mengambil IELTS, padahal tes ini diakui lebih dari 12.500 universitas di dunia. Dengan semakin dekatnya tenggat waktu beasiswa internasional seperti LPDP, Australia Awards, dan GKS, saatnya memahami strategi sukses dalam menghadapi IELTS.
Berdasarkan data IELTS, bagian writing menjadi tantangan terbesar bagi peserta dari negara non-berbahasa Inggris, termasuk Indonesia, diikuti oleh speaking, reading, dan listening. Nissa Lilia, penerima beasiswa LPDP di University of Glasgow yang berhasil meraih skor 7.5, juga mengakui tantangan tersebut. "Awalnya saya pikir writing itu paling sulit," katanya. "Namun ternyata bisa dikuasai dengan persiapan yang tepat. Tes ini punya pola tertentu yang bisa dipelajari." Ujarnya.
Untuk meningkatkan kemampuan menulis, tidak ada cara lain selain latihan rutin. Pahami struktur esai, kosakata, serta teknik penyampaian argumen yang jelas. Fokus utama sebaiknya bukan sekadar menggunakan kata-kata sulit, tetapi menyampaikan ide dengan cara yang logis dan efektif.
Speaking juga menjadi tantangan bagi banyak peserta, terutama karena bahasa Inggris bukanlah bahasa utama dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mengatasi ini, berlatih berbicara dalam bahasa Inggris dengan teman atau kolega bisa menjadi solusi efektif. "Saya sering melakukan simulasi wawancara dengan teman agar lebih percaya diri saat berbicara," ujar Nissa.
Mempersiapkan IELTS membutuhkan kedisiplinan. Membuat jadwal belajar yang terstruktur akan membantu peserta tetap fokus dan berkembang secara bertahap. Mulailah dengan menentukan target skor dan memantau perkembangan secara berkala. Luangkan waktu khusus untuk belajar setiap hari atau minggu dan lakukan evaluasi untuk mengetahui kelemahan yang perlu diperbaiki. Konsistensi adalah kunci utama dalam mencapai hasil maksimal.
Setelah memahami formatnya, lakukan simulasi tes untuk merasakan kondisi ujian yang sebenarnya. Simulasi ini membantu mengatur waktu secara efektif agar dapat menyelesaikan setiap bagian tes dengan baik dalam batas waktu yang ditentukan. "Saya mengikuti banyak tes simulasi agar terbiasa dengan format dan memahami kelemahan saya," ujar Nissa. Gunakan materi dari sumber terpercaya seperti British Council untuk mendapatkan pengalaman latihan yang menyerupai tes asli. British Council menyediakan IELTS Ready Premium dengan 40 latihan untuk setiap bagian tes, contoh jawaban untuk writing, serta umpan balik langsung untuk reading dan listening.
Persiapan IELTS memang membutuhkan usaha, tetapi bukan berarti harus menjadi beban. Menjaga motivasi akan membantu proses belajar tetap menyenangkan. "Bagi saya, IELTS bukan hanya tes, tetapi juga cara untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris saya," ujar Nissa. Arnold Simanjuntak, Senior Business Development Manager British Council Indonesia Foundation, juga menekankan bahwa IELTS bukan tes yang mustahil untuk ditaklukkan. "Seperti tes kecakapan lainnya, IELTS membutuhkan usaha, tetapi tidak sulit jika dipersiapkan dengan baik. Memahami format tes, memanfaatkan sumber daya yang ada, dan latihan secara konsisten adalah kunci utama untuk meraih skor yang diinginkan," katanya.

0 comments