Jadi Saksi Sidang BLBI, Kwik Kian Gie Sebut Nama Megawati | IVoox Indonesia

May 20, 2025

Jadi Saksi Sidang BLBI, Kwik Kian Gie Sebut Nama Megawati

megawati ziarah

IVOOX.id, Jakarta - Ekonom Kwik Kian Gie menjadi saksi dalam persidangan kasus dugaan suap Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI). Dalam kesaksiannya, ia mengaku kala itu kalah argumen dengan beberapa pejabat negara lainnya untuk memberikan surat keterangan lunas kepada Bank Dagang Nasional Indonesia (BDNI) milik Sjamsul Nursalim.

Padahal dirinya yang kala itu menjabat sebagai Ketua Komite Kebijakan Sektor Keuangan (KKSK), tidak setuju bila BDNI diberikan surat keterangan lunas BLBI. Hal ini mengingat adanya ketidakwajaran dalam prosesnya.

"Begitu sidang kabinet dibuka, semua menteri dari semua penjuru menghantam saya sehingga saya sudah tidak berdaya lagi untuk mengemukakan argumentasi bahwa penerbitan SKL sangat berbahaya dan akan menimbulkan persoalan di kemudian hari dan akan mengakibatkan kerugian negara yang sangat besar," katanya dalam sidang di pengadilan tindak pidana korupsi, Jakarta, Kamis (5/7/2018).

Kepada penyidik yang kemudian dituangkan ke dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP), Kwik Kian Gie menyampaikan setidaknya ada tiga kali rapat yang diselenggarakan oleh para Menteri dan Presiden RI. Ketiga rapat itu sikapnya sama yakni menolak dikeluarkannya SKL BLBI.

Menurutnya, di rapat ketiga dihadiri oleh Menteri Perekonomian Dorojatun Kuncorojakti, Menteri Keuangan Boediono, Menteri BUMN Laksmana Sukardi, Menteri Kehakiman Yusril Ihza Mahendra dan Jaksa Agung Rahman.Lalu kemudian oleh Jaksa KPK I Wayan Riana, Kwik Kian Gie ditanya terkait peran Presiden RI yang kala itu dijabat oleh Megawati Soekarnoputri, dalam rapat terbatas itu.

"Pendapat saya atas keputusan rapat tersebut adalah tetap tidak setuju dengan penerbitan SKL. Rapat tersebut akhirnya Bu Megawati selaku Presiden RI memutuskan untuk tetap menerbitkan SKL kepada para obligor yang kooperatif. Apakah berita acara pemeriksaan ini benar?" tanya Wayan.

Gie kemudian menjawab bahwa apa yang disampaikannya benar adanya. Untuk itu ia mengaku menjadi satu-satunya orang yang tidak setuju dalam penerbitan SKL tersebut.

"Memang seperti itu. Bisa saya gambarkan di dalam rapat sidang kabinet yang terakhir di sidang kabinet terbatas saya tidak banyak protes, tidak banyak mengemukakan pendapat oleh karena saya tidak berdaya. Memang pembicaraan dari para menteri yang langsung saja mengambil inisiatif untuk berbicara bertubi-tubi," jawabnya.

"Akhirnya secara senda gurau saya katakan bahwa saya dihadapkan kepada total football langsung dihantam semua Menteri sehingga saya tidak berdaya untuk bicara apa saja dan akhirnya presiden Megawati menutup rapat dengan mengatakan ya. Lalu seingat saya menugaskan Pak Yusril sebagai menteri kehakiman untuk menyusunnya," lanjutnya.

0 comments

    Leave a Reply